Rabu, 01 Februari 2023

ROH KUDUS AKAN DIUTUS OLEH BAPA DALAM NAMA YESUS

ROH KUDUS AKAN DIUTUS OLEH BAPA DALAM NAMA YESUS

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah, Senin 23-5-11) 

“Siapa saja yang memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Siapa saja yang mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya, “Tuhan, apa sebabnya Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?”Jawab Yesus “Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama-sama dengan dia. Siapa saja yang tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari Aku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.  (Yoh 14:21-26)

Bacaan Pertama: Kis 14:5-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 115:1-4,15-16 

Yesus mencoba menghibur para murid-Nya selagi Dia menyiapkan mereka menghadapi betapa pedih dan sakitnya hari Jumat penuh kegelapan yang kemudian kita namakan Jumat Agung itu. Ya, Dia akan meninggalkan mereka; tetapi mereka tidak akan ditinggal sendirian. Mereka yang mengasihi-Nya dapat mengharapkan, baik Dia maupun Bapa-Nya untuk berdiam dalam diri mereka. Roh Kudus akan menolong mereka untuk mengingat setiap hal yang diajarkan Yesus. “Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh 14:26). Janji akan berdiam-Nya Tritunggal Mahakudus terletak di pusat kehidupan Kristiani. Itu adalah buah dari penyaliban, alasan dasar mengapa Yesus menderita dan wafat di kayu salib. 

Sebagaimana biasanya dan selalu, dalam kesempatan ini lagi-lagi Yesus menekankan perlunya iman. Sekali para murid percaya akan sabda-sabda Yesus, mereka dapat mengharapkan bahwa janji-janji-Nya itu dipenuhi (lihat Yoh 14:21). Bagaimana kita membangun iman kita, sehingga kita dapat mengklaim hadiah ini? Yesus minta agar kita mengasihi-Nya (Yoh 14:23). 

Cintakasih bersemi ketika kita semakin mengenal seseorang secara intim. Cintakasih mengikuti pengenalan, dan pengenalan kita akan Yesus berbanding secara langsung dan proporsional dengan waktu yang kita sediakan untuk-Nya, Kita akan lebih lagi jatuh cinta pada Yesus selagi kita berjumpa dengan-Nya dalam Injil, selagi kita menyembah Dia dalam Ekaristi, dan selagi kita mendengar Dia berbicara kepada kita dalam doa. 

Bagaimana kita tahu bahwa Dia berdiam dalam diri kita? Kita akan mengalami damai sejahtera, bahkan dalam pencobaan-pencobaan yang sulit sekali pun. Seperti juga orang Samaria yang bermurah-hati, kita akan mengasihi dan memperhatikan sesama kita, karena mereka adalah saudari dan saudara kita dalam Yesus. Selagi kita menjalani hari-hari kita, kita akan mendengar suara batin dari Roh yang lembut, yang mendorong kita untuk melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dalam setiap situasi yang kita hadapi. Yesus tidak meninggalkan kita. Ia telah bangkit dan hidup di antara kita, dan Ia ingin membangun rumah dalam diri kita. 

DOA: Bapa surgawi, terima kasih untuk hidup yang Dikau berikan kepada kami melalui Putera-Mu dan melalui Roh Kudus. Semoga kobaran kasih-Mu menghangatkan kami selagi Dikau berdiam dalam diri kami. Amin. 

Catatan: Bagi anda yang ingin mendalami bacaan Pertama hari ini (Kis  14:5-18), silahkan baca tulisan yang berjudul “SENANTIASA BERPEGANG TEGUH PADA PANGGILAN ALLAH” tanggal 23 Mei 2011, di blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 11-05 BACAAN HARIAN MEI 2011. 

Cilandak, 22 Mei 2011 [HARI MINGGU PASKAH V] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Rabu, 18 Januari 2023

Doketisme doktrin keilahian yang kebablasan

Fanatisme Spiritualitas

Fanatisme sebuah spiritualitas yang secara berlebihan menekankan hal-hal tertentu dan kurang menganggap penting hal-hal lain, sering kali tidak membawa kebaikan, bahkan cenderung merugikan pertanggungjawabannya dalam jangka panjang di kemudian hari. Kekristenan tidak pernah dimaksudkan untuk dipahami secara sepenggal-sepenggal, sehingga sebuah penggalan bisa menerangkan dan menuntun kita untuk memahami keseluruhan iman Kristen. Kekristenan itu kompleks dan lengkap menurut segala unsur/aspek pembangun yang terkandung di dalamnya, termasuk segala kelemahan dan hal-hal buruk yang pernah terjadi dalam perjalanannya.

Pada masa akhir pelayanannya, Rasul Paulus sangat menekankan pentingnya spiritualitas yang mempertentangkan roh dan daging. Hal ini terkait erat dengan pola kehidupan jemaat yang dilayaninya saat itu, yang begitu mengagungkan hedonisme. Paulus perlu mengingatkan mereka untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani. Namun kemudian muncullah paham-paham hidup yang memusuhi daging dan mengagungkan roh.

Hal ini terus bertumbuh sepeninggal Rasul Paulus (60-an M) dan makin subur dalam perjumpaannya dengan paham gnostik, yang tidak bisa dimungkiri berpengaruh besar dalam pertumbuhan paham itu di gereja mula-mula.

Gnotisisme
Gnotisisme pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya adalah jiwa yang terperangkap dalam alam semesta yang diciptakan oleh tuhan yang tidak sempurna. Gnostisisme percaya dua premis yang salah.

Pertama, gnostisisme mendukung dualisme roh dan materi. Gnostik percaya bahwa materi itu pada dasarnya jahat dan roh itu baik. Sebagai hasilnya, gnostik percaya bahwa apa pun yang dilakukan dengan tubuh, dosa yang paling keji sekalipun, tidak ada artinya karena hidup yang sejati hanya didapati dalam dunia roh belaka.

Kedua, gnostik mengklaim memiliki pengetahuan yang lebih tinggi, “kebenaran yang lebih tinggi” yang hanya diketahui oleh beberapa orang. Gnostisisme berasal dari kata bahasa Yunani gnōsis yang berarti “mengetahui.”

Secara umum dapat dikatakan bahwa gnostisisme adalah faham dualistik, yang dipengaruhi dan memengaruhi filosofi Yunani, Yudaisme, dan Kekristenan.

Istilah gnōsis merujuk pada suatu pengetahuan esoteris yang telah dipaparkan. Dari sana manusia, melalui unsur-unsur rohaninya, diingatkan kembali akan asal-muasal mereka dari Tuhan yang superior. Yesus Kristus dipandang oleh sebagian sekte gnostis sebagai perwujudan dari makhluk ilahi yang menjadi manusia untuk membawa gnōsis ke bumi.

Pada mulanya gnostisisme dianggap sebagai cabang aliran sesat Kekristenan, namun sekte gnostis telah ada sejak sebelum kelahiran Yesus.

Doketisme
Pengagungan terhadap roh tadi, ditambah atau bahkan dikuatkan dengan pengaruh gnostisisme, menciptakan paham yang mengerucut bahwa Tuhan itu Roh (bukan daging). Roh, bila terkena materi akan menjadi cemar, sehingga tidak mungkin Tuhan yang Maha Suci—yang adalah Roh—sekaligus juga adalah daging (dalam inkarnasinya sebagai Yesus Kristus). Puncak pemahaman ini menghasilkan sebuah doktrin yang menyatakan bahwa Yesus Kristus tidak sungguh-sungguh manusia, melainkan hanya tampak sebagai manusia. Maka terjadilah penyesatan itu.

Doktrin yang lebih dikenal dengan istilah doketisme ini mempertahankan bahwa Yesus Kristus hanya tampaknya saja mempunyai tubuh. Doketisme digunakan untuk menyangkal realitas inkarnasi Yesus secara fisik. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Yesus Kristus hanya memiliki tubuh surgawi. Yesus Kristus, yang adalah Juru Selamat, berasal dari keberadaan ilahi, sehingga tidak mungkin benar-benar manusia. Bersama ajaran gnostik, doketisme bermaksud menjauhkan realitas penderitaan itu dari Sang Kristus. Keilahian Kristus sangat ditekankan, sehingga setiap aspek kehidupan-Nya di bumi hanya dianggap semu, mulai dari kelahiran-Nya sampai kematian-Nya. Namun ketika diperhadapkan pada peristiwa penangkapan (sebelum penyaliban), hal ini menjadi sangat pelik, karena Kristus yang ilahi itu tidak mungkin bisa menderita, apalagi mati. Maka dibuatlah dalil bahwa yang disalibkan itu bukanlah Yesus melainkan orang lain, sebab segala sesuatu yang bersifat daging itu jahat dan dapat mati, sedangkan segala sesuatu yang bersifat ilahi itu baik dan tidak dapat mati. Maka untuk menyangkal fakta peristiwa penangkapan dan penyaliban, argumen yang mengatakan bahwa orang lainlah yang disalibkan adalah apologi yang dianggap paling tepat, sehingga ada yang mengatakan bahwa Simon dari Kirene-lah yang disalib, ada juga yang mengatakan Simon orang Zeloth, tapi yang paling populer adalah Yudas Iskariot.

Kesalahpahaman Besar
Dari sinilah awal mula kesalahpahaman yang meragukan bahwa Yesus benar-benar disalibkan. Paham ini terus berkembang pesat hingga tahun 90-an M, sepeninggal Rasul Paulus pada tahun 60-an M. Hingga pada masa penyusunan Al-Quran, anggapan ini masih terus dipegang oleh kaum gnostik, yang makin menurun jumlahnya karena beralih memeluk Islam. Para penyusun Quran yang memang menolak keilahian Yesus, terilhami oleh argumen dan kepercayaan ini sehingga disebutkan dengan jelas di Quran bahwa yang disalibkan bukanlah Yesus Kristus, melainkan salah seorang murid-Nya yang diserupakan dengan Dia, yakni Yudas Iskariot (meski tidak disebutkan secara eksplisit dalam Quran).

“Dan karena ucapan mereka (orang-orang Yahudi): Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa’: 157-158)

Menyikapi Perbedaan
Jika kita merasa terganggu oleh anggapan yang demikian, maka siapakah yang bisa dipersalahkan? Orang-orang Kristen sendiri, yang fanatisme spiritualitasnya menekankan secara berlebihan hal-hal tertentu dan kurang menganggap penting hal-hal lain. Kesalahpahaman itu bukanlah tanpa sebab dan tanpa sumber. Berkembangnya doketisme pada gnostic church-lah yang mengakibatkan timbulnya salah paham besar yang tak akan pernah terjembatani ini. Iman Kristen memang tidak akan pernah terganggu, tapi hal itu menjadi pembenar bagi mereka yang meragukan iman Kristen dan menjadi penghalang bagi orang-orang yang akan mengimani apa yang orang-orang Kristen imani. Inilah yang disebut di atas sebagai ‘merugikan pertanggungjawaban” dalam jangka panjang di kemudian hari.’

Perdebatan panjang seputar hal ini di sepanjang sejarah tak akan pernah menemukan titik temu yang disepakati kedua belah pihak (Islam dan Kristen) karena sudah dimasukkan ke ranah keimanan atau aqidah. Umat Islam tetap mengimani bahwa yang disalibkan bukanlah Isa as, melainkan orang yang diserupakan dengan-Nya, yakni Yudas Iskariot. Sedangkan umat Kristiani tetap mengimani fakta sejarah bahwa Yesuslah yang disalibkan.

Meskipun ada cerita lanjutan tentang Yudas setelah peristiwa penyaliban—yang juga turut menjadi bukti bahwa bukan Yudas yang disalibkan—tetapi tidaklah berguna untuk dijadikan bahan argumen untuk memperkuat bukti bahwa Yesuslah yang disalib. Penyaliban Yesus bukanlah sekadar bukti sejarah nyata saja, tapi lebih daripada itu, merupakan penggenapan Rencana Agung Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian kekal. Inilah wujud prakarsa-Nya untuk menyambut uluran tangan manusia yang tidak pernah mampu dan bisa menemukan jalan kembali kepada-Nya melalui upaya dan kekuatannya sendiri.

-SUJARWO-

Rabu, 04 Januari 2023

Membongkar Kesesatan cawanhikmat

 Disini saya akan mengutip kata kata dari cawanhikmat

Disitu cawanhikmat mengatakan, ajaran Trinitas dan Oneness sama sama benar, benarkah itu ? mari kita liat ayat ayat Alkitab di bawah ini

Matius 6
24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Lukas 16
13

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."


Ayat ayat Alkitab di atas mengatakan, tidak ada seorangpun yang dapat mengabdi dengan dua tuan, itu artinya kalo ada yang mengajarkan menyembah kepada dua tuhan, yaitu trinitas dan oneness, berarti orang tersebut pengajar sesat


Nah cawan hikmat mengajarkan menyembah kepada dua tuhan, berarti cawan hikmat pengajar sesat


untuk melihat kesesatan ajaran cawanhikmat, silahkan klik link di bawah ini 

https://www.cawanhikmat.com/2021/08/trinitas-atau-doktrin-oneness.html