Rabu, 30 Desember 2015

Blog / Peranan Babi Mensukseskan Pelaksanaan Ibadah Haji Serta Kontroversinya

Akhirnya MUI menyatakan bahwa vaksin meningitis tetap haram, tapi membolehkannya dengan alasan darurat. Yang boleh menggunakan vaksin atas nama kedaruratan adalah yang baru pertama kali naik haji dan orang yang telah bernazar untuk umrah.

Bermula dari temuan Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Sumatera Selatan (Sumsel) bahwa Vaksin Meningitis mengandung babi yang diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk disuntikkan kepada para calon haji. Namun Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyepakati jamaah haji diperbolehkan menggunakan vaksin meningitis dengan alasan kedaruratan sampai ada penemuan vaksin yang bebas enzim babi.
Ketua MUI KH Ma’ruf Amin menegaskan, vaksin itu hanya boleh digunakan orang yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji.“Untuk wajib haji, MUI membolehkan,” tuturnya. Hukum kedaruratan itu tidak berlaku bagi orang yang naik haji untuk kedua kali atau lebih. Adapun untuk jamaah umrah, penggunaan vaksin itu juga dibatasi. MUI hanya membolehkan vaksin itu bagi orang yang telah bernazar.
Sementara itu, gara-gara tidak mau melakukan vaksinasi meningitis, dua calon jemaah haji gagal berangkat. Keduanya adalah Sidiq Muhammad Daud Bin M Daud (43), beserta istrinya Samsidar Binti M Jalil (Okezone)
Pemerintah Arab Saudi mewajibkan setiap calon jemaah umrah, haji, dan tenaga kerja mendapat imunisasi meningitis sebagai syarat untuk mendapatkan visa. (Meningitis Vaccine Forbidden). MUI telah bersidang pada 6 Juni 2009 yang akhirnya mengeluarkan fatwa haram terhadap vaksin meningitis karena setelah diteliti, diketahui bahwa vaksin itu terbukti mengandung enzim babi. MUI sendiri telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Abdurrahman Muhammad Amin Al Ayat juga langsung bertemu mufti dan pemerintah Arab Saudi untuk mempertanyakan kewajiban penggunaan vaksin meningitis bagi calon jamaah haji dan umrah.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama memastikan, vaksin meningitis yang akan digunakan bagi peserta umrah dan haji adalah jenis vaksin yang sama dengan jenis vaksin yang digunakan pada tahun lalu. Kendati vaksin itu oleh MUI sebelumnya dianggap haram, namun Tjandra menegaskan vaksin jenis ini juga digunakan oleh negara-negara berpenduduk Muslim yang lain termasuk Malaysia yang sebelumnya dianggap oleh MUI telah menggunakan jenis vaksin halal.
“Sampai saat ini, belum ada perusahaan atau negara yang bisa membuat vaksin meningitis tanpa melibatkan unsur porcine,” tandasnya. Unsur babi (porcine) dipergunakan untuk pembiakan bibit vaksin Meningtis tersebut.
Anna Priangani dari LPPOM MUI menyatakan, bahan babi yang digunakan sebagai media dalam pembuatan vaksin meningitis adalah lemak babi (gliserol). Kandungan zat haram itu ditemukan dalam penelitian LPPOM MUI Sumsel bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Pusat, Husniah Rubiana Thamrin, juga membenarkan, dalam proses pembuatan vaksin meningitis bersentuhan dengan unsur babi–kendati sudah melalui proses ekstraksi.
Wacana vaksin meningitis haram pun mencuat. Rencana membahas status vaksin meningitis gagal digelar. Sebuah sumber menyatakan ada upaya memepetkan persoalan itu dengan pelaksanaan ibadah haji, agar keharaman vaksin itu bisa dima”fukan (dibolehkan) karena faktor kedaruratan.
Akhirnya MUI menyatakan bahwa vaksin meningitis tetap haram, tapi membolehkannya dengan alasan darurat. Yang boleh menggunakan vaksin atas nama kedaruratan adalah yang baru pertama kali naik haji dan orang yang telah bernazar untuk umrah.

Minggu, 25 Oktober 2015

Abdullah Ibnu Mas’ud – Saksi Ketidakberesan Mushaf Utsman

Banyak teman Muslim kurang mengenal sosok istimewa ini, atau mengenalnya sekedar secara sempit dan bias. Soalnya dalam teks umum yang mengisahkan proses tentang kompilasi Quran, sosok Abdullah ibn Mas’ud sering dikesampingkan dengan sengaja. Kenapa begitu? Ya, Ibnu Mas’ud adalah pakar pengajian yang diakui Muhammad. Ia terlalu tahu akan konten Quran dan tidak segan-segan memprotes mushaf edisi khalifah yang dianggap dipaksakan proses kompilasinya menjadi kanon keshahihan. Sejak semula ia telah menolak sejumlah surat dan isi ayat yang ada didalam Mushaf Utsman (Quran sekarang ini). Dengan demikian sikap Ibn Mas’ud yang kontra-arus mayoritas (baca: otoritas kekuasaan) ini dianggap merugikan bahkan membahayakan Islam, yang bagaimana pun tidak bisa mengakui adanya versi “tandingan”. Itulah sebabnya ia perlu disingkirkan sejak dulu – apalagi sekarang ini – disaat orang sudah tidak mungkin mengubah atau mengotak-atik “kesempurnaan-tunggal” mushaf Utsman.
Tetapi sejarah mencatat mushaf Ibn Mas’ud sempat sangat populer dan memiliki pengaruh yang luas khususnya di Kufah, Iraq, sehingga jejak-jejaknya masih berhasil diungkapkan kembali sebagian sebagian, seperti yang sempat diriwayatkan oleh Ibn al-Nadim dalam versi Fihrist, dan juga al-Suyuthi dalam versi Itqan. Mushaf Ibn Mas’ud misalnya tercatat tidak memuat surat-surat ke 1, 113, dan 114. Urutan surat juga berbeda, dimana surat pertama adalah al-Baqarah (surat Quran ke-2), diikuti surat al-Nisa’ (surat ke-4), baru Ali Imran (surat-3), Al-A’raf (surat-7) dll. Juga banyak ayat dalam Quran (yang sekarang ini) yang ternyata berbeda teksualnya, misalnya dalam surat al-Baqarah saja tercatat tidak kurang dari 101 perbedaan teks terhadap apa yang dihimpun Ibnu Mas’ud dari mulut Muhammad! Semua basmalahdikeluarkan karena tidak dianggap wahyu. Sekalipun praktis tidak ada orang Muslim yang mau mengambil resiko melawan arus dengan mengadopsi jejak-jejak mushafnya Ibn Mas’ud (karena semua fragmen dan mushaf tandingan sebagai bukti kebenaran itu sendiri telah termusnahkan akibat dari dekrit Utsman), namun integritas dan otoritas keilmuan Ibn Mas’ud tidaklah bercacat sebagaimana yang terjadi pada diri Utsman.
Ibn Mas’ud sering di-stigmatisasi oleh pakar Islam sekarang ini sebagai orang yang emosionil dan banyak ber-ulah. Tetapi jangan lupa, ia yang polos dan berwatak lugas itu tentu layak menjadi marah ketika ia dizalimi secara kotor. Orang seperti Ibn Mas’ud tidak akan “ber-ulah” sembarangan. Ia adalah sosok yang dikenal sangat serius, kritis, dengan integritas yang tidak menjilat. Ia adalah salah satu Sahabat Nabi yang paling awal memeluk Islam dan berhubungan sangat dekat dengan Nabi dan keluarganya. HR al-Bukhari meriwayatkan bahwa ibn Mas’ud dan ibunya bebas keluar-masuk rumah Rasulullah SAW, bahkan diizinkan untuk mendengarkan pembicaraan rahasia keluarga Nabi, sekalipun istrinya tidak mengenakan hijab (HR.Muslim). Ibn Hisyam dalam bukunya “Life of Muhammad” melaporkan bahwa ia adalah Muslim pertama yang membacakan bagian dari ayat-ayat Al-Quran secara lantang dan terbuka kepada kaum Quraisy yang melemparinya dengan batu. Dia pula yang menjadikan dirinya algojo bagi pemenggalan kepala Abu Jahl demi Nabinya. Huzaifah bin al-Yaman (sahabat dari kaum Ansar) sampai memberi testimony tentang akhlak dan perilakunya yang mirip Rasulullah yang diteladaninya:
Aku tidak pernah melihat seseorang yang kekhusyukan dan perilakunya lebih dekat dengan Rasulullah SAW dibanding Ibnu Mas’ud.
Selain dari itu, ia pulalah yang paling dipuji dalam hal pengajian dan otoritas keilmuan Al-Quran oleh Nabi sendiri:
Belajarlah mengaji Quran dari 4 orang: dari Abdullah bin Mas’ud – beliau memulai dengan nama ini – Salim, eks-budak merdeka dari Abu Hudhaifah, Mu’adh bin Jabal, dan Ubay bin Ka’b. (Sahih al-Bukhari, V, pp.96-97)
Perhatikan bahwa anak kalimat yang digaris bawahi itu adalah komentar dari perawi terkenal Masruq. Itu menunjukkan bahwa diantara orang-orang Muslim pada masa itu, Ibn Mas’ud dianggap sebagai sosok yang otoritasnya paling terkemuka dalam hal Quran.
Ia diakui sebagai fakih dan hafiz, guru dan qadi bagi penduduk Kufah. Ia senantiasa menyertai Nabi dalam bepergian dan tidak absen dalam banyak peristiwa yang kritis. Ia turut dalam sejumlah peperangan bersama-sama dengan Nabi (perang Badr, Uhud, Khandaq), dan ikut sumpah setia Baiat ar-Ridwan di lembah Hudaibiyah, tahun 6 H. Dengan demikian ketika wahyu-wahyu turun kepada Nabi yang memang tidak mengenal tempat dan waktu khusus, maka Ibn Mas’ud-lah orang yang paling sempat dan mampu mencatatnya secara benar.Itu sebabnya beliau berani bersumpah: “Demi Allah, tidak ada satu ayat pun dari Al-Quran tanpa kuketahui latar belakang diturunkannya ayat tersebut. Tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui tentang Kitabullah dibanding aku. Meskipun begitu, aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian.” (HR.Ahmad bin Hanbal)
Dia mengklaim mengetahui semua latar belakang diturunkan setiap ayat yang dicatatnya! Itu sebabnya dia berani menolak surat 113 dan 114 sebagai wahyu, karena latar belakang kedua surat tersebut diketahuinya sebagai sebentuk doa yang  dipanjatkan Nabi untuk mendapatkan perlindungan Ilahi bagi kedua cucunya, Hasan dan Husen. Tidak berkata sembarangan, Ibn Mas’ud dan memang hanya dia yang sudah membuktikan otoritasnya dalam satu acara khusus dimana ia mendemontrasikan mengaji (tekstual) hingga lebih dari 70 Surat, dimana Nabi sendiri hadir, dan tidak ada seorang pun diantara hadirin yang menyalahkan pengajiannya (Sahih Muslim, vol 4, p.1312 ). Itu sedikitnya berarti bahwa kumpulan 70 surat tersebut adalah kanonikshahih dihadapan Nabi dan proven bacaannya dihadapan publik! Dialah, dan bukan Zayd, Utsman, dll yang berani berkata apa seadanya:
Saya mendapatkan langsung dari Rasulullah 70 surat ketika Zayd masih remaja kanak-kanak. Apakah kini saya harus membuang apa yang saya peroleh langsung dari Rasulullah? (Ibn Abi Dawud, Kitab al-Masahif, p.15)
Jadi kenapa kelak Zayd dan Utsman tidak sedikitpun merujukkan ke-70 Surat kanonik tersebut  ketika mereka berusaha membukukan Quran? Atau sedikitnya menyertakan pemiliknya duduk dalam Panitia Pembukuan Quran? Atau paling tidak menjadikannya “tempat berkonsultasi”, jikalau Muhammad sendiri pun sempat diperintahkan Allah untuk berkonsultasi kepada pembaca pembaca kitab Taurat dan Injil ketika beliau ada keraguan atau ketidak tahuan? (Qs.10:94;16:43).
Mengingat kapasitas Ibn Mas’ud ini, dan fakta bahwa jumlah surat dan ayat yang diturunkan di Mekah – dengan volume hampir 70 % dari total wahyu – adalah jauh lebih besar dari pada yang diturunkan di Medinah, jelaslah bahwa keabsahan mushaf Ibnu Mas’ud menjadi paling berwibawa. Tidak ada orang yang bisa membantah (kecuali menyembunyikan saja) bahwa dialah salah satu otoritas terbesar dalam al-Quran, dan tanpa tandingan untuk surat-surat Makkiyah!
Khalifah Umar bin al-Khattab dalam suratnya kepada penduduk Kufa secara konsekwen mengkonfirmasikan keteladanan dan ilmunya:
Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya aku mengutamakan Abdullah bin Mas’ud atas diriku. Maka tuntutlah ilmu darinya.
Sebagai tambahan, Ibnu Mas’ud ini bukan hanya di-qualified oleh Nabi, melainkan juga oleh Jibril menurut tradisi. Ia dikatakan turut hadir ketika Muhammad sedang me-review Al-Quran dengan Jibril setiap tahun; dan bahwa dialah yang telah berhasil mengumpulkan 90 Surat (Ibnu Sa’d, Kitab al-Tabaqat al-Kabir, vol.2, p 441, 457). Maka ketika ia masih menyaksikan kedua surat 113 dan 114 hadir sebagai bagian mushaf Utsmani, iapun berkata:
Jangan menulis ke dalam Quran apa yang bukan bagiannya!

Bagaimana dengan Surat Al-Fatihah itu sendiri?
Seperti yang disebutkan diatas dan yang sudah diketahui luas, Surat Pembukaan ini – berdasarkan latar belakang wahyu yang diturunkan – ternyata tidak dimasukkan oleh Ibn Mas’ud dalam koleksi mushafnya. Surat yang paling diagungkan Islam ini justru tidak punya silsilah kapan dan dimana ia diturunkan Allah kepada Muhammad, atau diturunkan setelah surat yang mana juga tidak diketahui dengan pasti!
Ada pakar yang berspekulasi bahwa surat ini termasuk surat Makkiyah, tetapi ada yang mengakuinya sebagai surat Madaniyah (Lihat pelbagai ensiklopedi Islam, atau Muqaddimah Terjemahan Quran oleh Moh. Rifai). Ibn al-Hassar secara kuat memastikan 20 surat Madaniyah dan 82 surat Makkiyah, dan menyisakan 12 surat yang dipertentangkan makki-madani-nya, dimana salah satunya adalah surat al-Fatihah! (lihat al-Itqan I/44-45). Malahan ada yang meyakini surat itu diturunkan dikedua tempat tersebut. Sedangkan sejumlah ulama termasuk Syeik Allamah Thabathabai malahan mengatakan surat istimewa itu telah diturunkanberulang-ulangya di Mekah, ya di Medinah, menjadikan Jibril hampir tak ada kerjaan lain kecuali mengurusi Surat ajaib ini berulang-ulang!
Muslim awam akan kaget mendapati kenyataan ini. Sebab bukankah Surat yang bernama Al-Fatihah sudah menunjukkan bahwa ia harus ditempatkan sebagai Surat Pembukaan (al-Fatihah), jadi, ya seharusnya ia merupakan surat awal Makkiyah! Lagi-lagi ini kekeliruan menyusuli kekeliruan! Si penyanggah ini lupa bertanya, “Siapakah yang memberi nama “al-Fatihah” dan siapa yang menempatkan surat tersebut?” Hanya apabila Allah yang memberi nama dan penempatan lewat wahyuNya, maka ia mempunyai legitimasi ilahi sebagai Pembuka Al-Quran yang sesungguhnya, dan bukan sempalan manusia. Tetapi dimanapun dalam Quran, Muhammad tidak pernah memberikan judul bagi surat-suratnya, melainkan hanya disebut nama generiknya saja sebagai “sebuah surat”, atau “suatu surat”  (Qs.2:23, 9:86, 24:1 dst). Surat-surat ini dalam sejarah awal Islam, dirujuk dengan pelbagai nama yang beragam, sebagiannya telah dibuang, dan baru muncul pembakuan judul surat-surat  yang membuktikan bahwa itu semua adalah penjudulan manusia
Merupakan suatu hal yang pasti bahwa nama-nama yang diberikan kepada surat-surat itu bukanlah bagian dari Quran. Tidak jelas kapan munculnya nama-nama surat yang beragam itu…sekitar pertengahan abad ke-8 dapat dipastikan bahwa nama-nama surat yang beragam itu telah memasyarakat” (Taufik A. Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Quran, p.211-212).
Keraguan akan pewahyuan Surat Al-Fatihah ini sungguh didukung oleh segudang fakta historis, antara lain menyangkut hal-hal berikut ini:
1). Surat al-Fatihah ini tidak mempunyai pijakan asal-usul dan sebab-musabab pewahyuannya; ia yang sekalipun dianggap surat paling terhormat, namun muncul begitu saja tanpa silsilah!
2). Kosong-kronologi, tidak diketahui kapan ia diturunkan dan dimana. Bahkan tak ada indikasi ia diturunkan setelah ayat atau surat apa.
3). Tidak memiliki legitimasi ilahi dalam tata-letaknya sebagai Ummul Kitab, al-Kafiyah, al-Asas dan sebagai surat pertama, sebab bukan Muhammad yang menetapkannya disana. Pernahkah Nabi menetapkan: “Letakkan surat al-Fatihah sebagai Surat pertama dari semua Quran yang  terkumpul?”
4). Kosong dari saksi-mata, sebab siapakah yang sudah membacanya sebagai wahyu sebelum hijrah? Al-Fatihah hanya diketahui muncul ketika liturgi Islam dibakukan dalam tradisi shalat setelah mikraj dan hijrah ke Medinah.
5). Konsekuensi fatal yang tidak ingin dilihat oleh Muslim, bahwa konten wahyunya menunjuk secara lurus: ia yang wahyu dipersekutukan dengan non-wahyu!
NB. Menurut makna dan isi teksnya, al-Fatihah jelas bukan seruan doa dari Allah tetapi sebaliknya, seruan doa manusia kepada Allah. Namun menurut  formatnya, ia tidak mungkin lain dari sebentuk wahyu langsung ucapan Allah sebagaimana seluruh kalimat Quran itu adalahseruan Allah. Jadi bagaimanakah memahaminya?
Lihat bahwa Allah tidak menyertakan kata tanda “Qul” [Katakan (hai Muhammad)…] kedalam surat ini, khususnya untuk ayat 5-7, yang memperlihatkan bahwa ia hanyalah sebentuk doa dari manusia, bukan kata-kata verbatim dari mulut Allah. Bukankah penandaan kata ini sudah dibakukan secara khusus dan sudah diserukan oleh Allah sendiri sebanyak 332 kali “Qul” diseluruh Quran? Maka mungkinkah surat al-Fatihah akan dilalaikan dari satu kata “Qul”/“Katakan”…bilamana Allah menginginkan KalimatNya itu diulangkan oleh Muhammad? Kata-seruan itu mutlak diperlukan demi menjaga agar FirmanNya jangan sampai dipersekutukan kedalam “firman manusia.”
Salah paham antara Nabi dan sahabatnya tentang keberadaan ayat-ayat selalu bisa terjadi, dan sebagiannya tampaknya sudah luput dari catatan sejarah. Salah paham sejenis khususnya mudah terjadi untuk bentuk “bacaan doa pendek” dari Nabi, yang lalu dianggap sebagai kalimat wahyu, karena kebetulan bacaan itu bertema DOA dan diucapkan oleh Nabi secara sakral dan transenden dalam situasi doa. Dalam suasana demikian, kalimat-kalimat yang berkarakter demikian juga mungkin diaktualkan sebagai wahyu mistis, larger than life – oleh Muhammad ataupun para sahabatnya, entah sengaja atau tidak – karena akseptasi bersama. Dan itu agaknya dipenuhi sebaik-baiknya oleh “surat” 1, 113, dan 114, yang memang semuanya adalah ujud-ujud doa pekat yang agak puitis, lengkap dengan nuansa pemujaan dan penyembahan!
Ingat analogi legenda mikraj yang juga dikisahkan larger than life sampai ke langit ketujuh, namun tidak disinggung sedikitpun dalam Quran sendiri!
Namun sayang, Muslim sekaliber Ibnu Mas’ud ini – dalam moral, pengetahuan Quran, dan integritas yang berani berjuang melawan-arus tanpa pamrih – ia justru disisihkan Utsman secara sistematik, tanpa didengarkan sedikitpun! Ia yang paling diotorisasikan oleh Muhammad untuk mengajar Quran (termasuk “mengajar” Zayd dan Utsman tentunya!), kini tidak diajak duduk dalam kepanitiaan penyusunan ulang Al-Quran. Ia yang terbukti memiliki sedikitnya 70 surat yang kanonik tanpa terbantah, ternyata samasekali tidak dirujukkan koleksinya oleh Zayd dan Komisi Pengumpulan Al-Qurannya. Melainkan Zayd justru secara insidental merujukkannya kepada koleksi Khuzaymah bin Thabit al-Ansari (yang belum teruji) untuk satu ayat Quran yang kelolosan, yaitu ayat 23 surat al-Ahzaab! Bukankah itu pilihan konyol? Siapa yang memastikan hanya ayat itu saja yang kelolosan dan tidak ada yang lainnya?  Malahan oleh Utsman, koleksi Ibn Mas’ud itu harus dilenyapkan tanpa dipersalahkan! Dan ia sendiri dipecat dari jabatannya di Kufah. Alangkah malangnya sahabat Nabi yang satu ini…
Kita bangsa Indonesia masih teringat akan kasus “tercolongnya” satu ayat dalam Rancangan Undang-Undang Kesehatan yang sudah disetujui DPR (ayat 2 Pasal 113 UU Kesehatan, tahun 2009) yang menyangkut soal tembakau. Bukankah pihak yang bertanggung jawab dalam penghilangan itu akan diperiksa dan dituntut? Nah, Zayd yang bertanggung jawab atas pengumpulan mushaf Abu Bakar yang ternyata (sedikitnya) defisit satu ayat tersebut, tidak diperiksa, apalagi dituntut. Ia malahan dijadikan pahlawan atas keberhasilan “penemuan” kembali satu ayat Khuzamah yang dia sendiri korupkan tadinya. Dan revisi mushaf yang dihasilkannya tidak diperiksa ulang, melainkan taken for granted sebagai karya sempurna! Dari sisi ini saja, tanpa usah berprasangka, kita menyadari bahwa Mushaf Utsman yang dianggap purna-sempurna identik seperti apa yang tertulis di Lauhul Mahfudz tablet di sorga, sebenarnyalah harus ditempatkan dalam kesalahan  sebesar seperti apa yang diumumkan – dan yang dimaksudkan – oleh Ibn Mas’ud sendiri, yaitu,
“Jangan menulis kedalam Quran apa yang bukan bagiannya!”

Jumat, 18 September 2015

MENGAPA PUTRA PENDIRI HAMAS MURTAD ??

Beberapa tahun yang lalu dunia islam apalagi di wilayah Timur Tengah dihebohkan oleh “ulah” seorang pemuda yang sangat cerdas yang adalah putra pendiri organisasi HAMAS di Palestine, dia adalah Mosab Hassan Yousef. Dia adalah seorang anak muda yang luar biasa dengan kisah hidup yang luar biasa pula. Dia adalah putera seorang pemimpin yang paling berpengaruh dalam organisasi militan Hamas di Tepi Barat dan tumbuh di dalam sebuah keluarga Islam yang taat. Kini, pada usia 30 thn, ia menghadiri gereja evangelis Kristen di Barabbas Road, San Diego, California. Ia murtad dari Islam, meninggalkan keluarganya di Ramallah dan sedang mencari suaka di AS. Cerita hidupnya sungguh menakjubkan. Dibawah ini cuplikan wawancara eksklusif dengan FOX News dimana ia bercerita bagaimanaseorang Muslim Tepi Barat menjadi Kristen di West Coast (Pantai Barat AS).Artikel ini saya kutip dari web lain.

JONATHAN HUNT: Mengapa setelah 25 tahun anda berubah ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Saya percaya bahwa semua tembok yang didirikan Islam selama 1400 tahun terakhir ini tidak lagi eksis. Mereka (muslim) tidak mengakui ini. Mereka mendirikan tembok-tembok ini dan membiarkan orangmenjadi bodoh karena mereka takut. Mereka tidak ingin orang membahas apapun tentang realitas Islam, tentang pertanyaan-pertanyaan penting tentang Islam dan mereka meminta kepada pengikut-pengikut mereka, ‘Jangan tanya tentanhal-haltertentu itu’.
Tapi kini, orang memiliki media. Jika seorang ayah mengurung puterinya dirumah, puterinya akan duduk dibelakang komputernya dan melancong keseluruh pelosok dunia. Jadi, orang bisa mendapatkan informasi, pengetahun, searching engines, sehingga sangat mudah bagi siapapun untuk mempelajari Islam dan lain agama. Tidak dari sudut pandang Islam, namun dari sudut pandang lain. Jadi dalam 25 tahun nanti, ini jelas akan membawa perubahan besar dalam dunia Arab & Muslim.
JONATHAN HUNT: Anda berbicara dari sebuah perspektif unik, sebagai lelaki yang tidak saja dibesarkan dalam keluarga Islam tetapi sebagai bagian dari organisasi yang dianggap sebagai kekuatan ekstrim dalam Islam: Hamas. Apakah realitas Islam? Kau mengatakan orang tidak melihat realitasnya; Apa realitas Islam?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Ada dua fakta yang tidak dimengerti muslim …Pertama, saya perkirakan, lebih dari 95% muslim tidak mengerti agama mereka sendiri. Islam muncul dalam bahasa yang jauh lebih keras daripada bahasa yang digunakan muslim sekarang, sehingga mereka tidak mengerti (bahasa Islam yang sebenarnya) … mereka hanya menggantungkan diri kepada para ulama untuk mendapatkan pengetahuan mereka tentang agama ini.
Kedua, mereka tidak mengerti apapun tentang agama-agama lain. Masyarakat Kristen yang hidup sebagai minoritas dalam sebuah mayoritas muslim lebih memilih untuk tidak berbicara tentang Yesus Kristus karena itu terlalu BAHAYA bagi mereka.
Jadi, semua pandangan muslim tentang agama-agama lain dibumi ini hanya datang dari perspektif Islam. Nah, realitas ini yang tidak dimengerti kebanyakan orang.
Jika orang, jika Muslim, mulai mengerti agama mereka — terutama, agama mereka — dan melihat kandungannya yang mengerikan itu, mereka akan mulai mengerti bagaimana ini semua bisa terjadi …karena kebanyakan ulama hanya berfokus pada hal-hal tertentu dari Islam. Ini karena mereka terlalu malu untuk membahas hal-hal diluar itu.
JONATHAN HUNT: Contohnya ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Seperti istri-istri Muhammad, misalnya. Kau tidak akan pernah mendengar kotbah di mesjid tentang istri-istri Muhammad, yang kemungkinan lebih dari 50 — walau tidak ada satupun orang yang mengetahuinya, by the way. Tanyakan sendiri kepada mayoritas muslim, dan mereka tidak tahu menahu tentang fakta ini. Jadi, mereka MALU membahas ini, jadi mereka cuma berbicara tentang kejayaan Islam, kemenangan-kemenangan yang dicapai Muhammad. Tapi, begitu orang memandang diri sendiri, mereka akan melihat bahwa mereka sebenarnya kalah.  Mereka  b o d o h,  tidak dididik, tidak mampu memimpin dunia seperti yang mereka harapkan. Oleh karena itu mereka ingin kembali kepada masa jaya itu dengan melakukan apa yang dilakukan Muhammad, tidak peduli bahwa hal itu terjadi 1400 tahuyang lalu dan tidak akan terulang lagi.

JONATHAN HUNT: Apakah mereka ingin menghancurkan agama Kristen ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Islam memang sudah menghancurkan agama Kristen dari permulaan dan muslim tidak mengakui bahwa mereka menusuk hati Kristen dengan mengatakan bahwa Isa tidak mati di salib. Muslim menganggap bahwa ini caranya menghormatinya (nabi Isa).
Ini yang dilakukan Muslim. Mereka tidak mengerti bahwa ini bagian yang paling penting dari agama Kristen : salib !
Jadi, mereka berpandangan sempit, mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, dan inilah asal usul segala ide jahat dibelakang agama yg bernama Islam ini.
JONATHAN HUNT: Apa peristiwa khusus yang memulai merubah pendapat anda tentang Islam?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Sejak kecil saya sudah memiliki sejumlah pertanyaan sulit, bahkan keluarga saya sering mencela saya, ‘Kau memang anak keras kepala dan kami sulit menjawab pertanyaan-pertanyaanmu. Mengapa sih kau nanya-nanya melulu?’ Jadi, inilah permulaannya.
Namun saya merasa bahwa semuanya — dan ayah saya adalah contoh bagus bagi saya karena ia memang orang jujur dan bersahaja, sangat baik terhadap ibu saya dan terhadap kami, dan membesarkan kami dengan prinsip-prinsippengampunan. Nah, oleh karena itu saya menyangka semua orang Islam seperti ini.
Ketika saya berusia 18 tahun, dan saya ditahan orang Israel dan mendekam di sebuah penjara Israel. Tapi disana ternyata Hamas memiliki kontrol atas anggota-anggota mereka didalamnya dan saya melihat Hamas menyiksa orang-orang dengan sangat-sangat parah.
JONATHAN HUNT: Maksudmu, anggota Hamas saling menyiksa sesama anggota ?
MOSAB HASSAN YOUSEF: Pemimpin-pemimpin Hamas ! Pemimpin-pemimpinHamas yang kita kini saksikan di TV, dan pemimpin-pemimpin besar, bertanggung jawab atas penyiksaan terhadap anggota-anggota mereka sendiriMereka tidak menyiksa saya, tapi ini tetap sebuah shock bagi saya, melihat mereka menyiksa sesama anggota mereka : menusuk kuku-kuku dengan jarum, membakar tubuh-tubuh mereka, dan juga banyak yang dibunuh.
JONATHAN HUNT: Tapi mengapa mereka membunuh orang-orang mereka sendiri ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Karena curiga bahwa mereka (korban-korbanmereka itu) telah bekerja sama dengan pihak Israel dan bekerjasama denganpenjajah-penjajah Israel melawan Hamas … Jadi ratusan orang jadi korban. Saya menyaksikan penyiksaan ini selama setahun. Nah, itulah titik perubahan paling besar dlm hidup saya. Saya mulai membuka mata saya. Tapi saya masih merasa bahwa ada Muslim baik dan ada Muslim jahat. Muslim-muslim baik, seperti ayah saya, dan muslim-muslim buruk seperti orang-orang Hamas ini yg menyiksa rekan-rekan mereka sendiri. Nah, itulah permulaan mata saya terbuka lebar.

JONATHAN HUNT: Anda berbicara tentanmuslim-muslim baik, seperti ayah anda, tetapi tetap saja anda meninggalkan agama ayah anda. Bukankah anda bisa saja menjadi muslim baik seperti ayah anda ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Nah, ini nih realitasnya : saya mendalami agama Kristen — yang tadinya saya salah mengerti total, karena saya mempelajarinya dari sudut Islam, padahal tidak ada satupun yang benar tenang Kristen kalau dipelajari dari sudut Islam.
Ketika saya mendalami Injil dengan perlahan-lah, ayat demi ayat, saya memastikan dulu bahwa ini buku Tuhan, pernyataan Tuhan, sehingga saya mulai memandang Injil dengan cara berbeda. Tidak mudah bagi saya untuk mengatakan bahwa Islam adalah salah.
Islam adalah ayah saya. Saya dibesarkan untuk satu ayah — 22 tahun untuk ayah itu — dan seorang ayah lain datang kepada saya dan mengatakan, ‘Maaf, SAYA-lah ayahmu.’ Dan saya tersentak, ‘Apa maksudmu ? Saya punya ayah saya sendiri, dan dia adalah Islam!’ Dan lalu ayah agama Kristen mengatakan kepadasaya, ‘Tidak, sayalah ayahmu. Saya berada dalam penjara, dan ini (Islam) bukan ayahmu.’
Nah, itulah yang terjadi. Tidak mudah untuk percaya bahwa (Islam) bukan ayahmu lagi. Jadi saya harus mendalami Islam sekali lagi dari sudut pandang lain untuk menyadari kesemua kesalahan, kesalahan-kesalahan besar dan dampaknya, tidak hanya terhadap Muslim — yang nilai-nilainya saya benci … saya tidak suka tradisi manapun yang hanya menyulitkan kehidupan orang— tapi juga dampaknya bagi umat manusia. Pada umat manusia ! Manusia saling membunuh dalam nama Tuhan!!
Nah, mulailah saya dengan pasti menyimpulkan bahwa problemnya adalah Islam, bukan Muslim — saya tidak dapat membenci muslim karena Tuhan mencintai mereka dari permulaan. Dan Tuhan tidak menciptakan sampah. Tuhan menciptakan orang-orang baik yang dicintaiNya, tapi muslim adalah orang-orang SAKIT(sick), mereka memiliki pemikiran berbeda. Saya tidak lagi membenci mereka tapi saya sangat sedih melihat mereka dan satu-satunya cara bagi mereka untuk berubah adalah dengan mengenal siapa Tuhan dan mana jalan sebenarnya.
JONATHAN HUNT: Apakah kau tidak khawatir bahwa pernyataan-pernyataanmacam ini — dan mengingat latar belakangmu, pernyataan-pernyataanmu akan sangat diperhatikan — akan meningkatkan kesulitan, kebencian antara Kristen dan Muslim di dunia saat ini ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Ini bisa terjadi kalau seseorang Kristen datang kepada muslim dan berbicara tentang realitas Islam. Tapi Kristen memang sudah ditempatkan dalam daftar musuh mereka anyway, bahkan sebelum mereka membuka mulut tentang Islam. Jadi, jika kau pergi ke mereka sebagai Kristen,muslim akan langsung merasa tersinggung dan membencimu dan ini jelas akan meningkatkan jurang antara kedua agama — tetapi apa yang membuat orang seperti saya bisa berubah ?
Beberapa tahun lalu, ketika saya disana, Tuhan membuka mata dan juga otak saya dan saya menjadi orang yang berubah total. Jadi sekarang, saya bisa melakukan kewajiban ini, kalian sebagai Kristen bisa membantu saya melakukannya, tapi kalian mungkin tidak sanggup. Muslim kini tidak lagi memiliki alasan, sekarang.
JONATHAN HUNT: Betapa sulitnya proses meninggalkan keluargamu dan rumahmu ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Ibarat mencabut kulit saya dari tulang-tulang saya, begitu kira-kira. Saya cinta keluarga saya, mereka cinta saya. Dan adik-adik saya seperti putera-putera saya sendiri. Saya membesarkan mereka. Basically, ini keputusan terbesar dalam hidup saya.
Saya meninggalkan semuanya, tidak hanya keluarga saja. Jika kau memutuskan untuk murtad dari Islam ke Kristen, tidak cukup untuk mengatakan goodbye dan thank you. Tidak cukup. Kau juga membelakangi budaya, peradaban, tradisi, masyarakat, keluarga, agama, Tuhan — atau apa yang kusangka sebagai tuhan selama bertahun-tahun ! Jadi, ini sangat complicated. Orang menyangka itu mudah, seperti hal sepele. Kini di AS saya mendapatkan kebebasan saya and it’s great, tapi dilain pihak, tidak ada yg bisa mengganti famili … berat kehilangan family —
JONATHAN HUNT: Jadi, kau kehilangan keluargamu ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Keluarga saya terdidik dan ini juga sulit bagi mereka. Mereka meminta saya berkali-kali, khususnya selama dua hari pertama, untuk menyembunyikan agama saya yang baru ini dan tidak mengumumkannya di media.
Tapi saya diwajibkan Tuhan untuk mengumumkan namaNya dan memujaNya keseluruh dunia karena penghargaan bagi saya adalah bahwa IA akan melakukan hal yang sama bagi saya. Jadi, saya lakukan ini sebagai sebuah kewajiban. Saya ingin tahu berapa orang yang bisa melakukan apa yang saya lakukan sekarang ini. Saya belum menemukan satu orangpun.
Saya harus kuatkan diri. Ini tantangan yang sangat besar. Ini keputusan yang sangat besar dalam hidup saya. Saya tidak main-main. Saya tidak melakukan ini untuk kebahagiaan dunia. Saya melakukannya untuk satu alasan saya: saya percaya. Setiap hari orang menderita karena kepercayaan yang salah. Saya bisa membantu mengeluarkan mereka dari lingkaran tidak berkesudahan ini … lingkaran yang disediakan setan untuk mereka.
JONATHAN HUNT: Kau masih sempat berbicara dengan ayahmu ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Tidak ada kesempatan untuk berkomunikasi dengan ayah saya karena ia sekarang di penjara dan tidak ada telpon di penjara.

JONATHAN HUNT: Apakah anggota keluargamu tidak bercerita kepadamu tentang reaksi ayahmu ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Mereka memang mengunjunginya. Tapi sampai sekarang saya tidak tahu bagaimana reaksinya, tapi saya yakin ia sangat sedih tentang keputusan saya ini. Tapi ia juga akan mengerti, karena ia tahu saya dan ia tahu saya bukan tipe orang yang mengambil keputusan secara enteng, tanpa kepercayaan kuat.

JONATHAN HUNT: Apakah kau akan semakin menyulitkan posisinya diantara sesama anggota Hamas semakin sulit ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: JELAS ! Keluarga saya, termasuk ayah saya harus menanggung beban atas keputusan saya ini. Ini bukan keputusan mereka. Ini keputusan saya, tapi mereka tetap harus menanggung beban dan saya minta — saya berdoa bagi ayah, semua kakak dan adik-adik saya, digereja ini, selalu berdoa setiap kali bagi mereka — ‘Tuhan, bukalah mata mereka, pemikiran mereka, untuk datang kepada Kristus. Dan berikan rahmatmu karena mereka juga harus menanggung salib ini dengan saya.’

JONATHAN HUNT: Ceritakan kami tentang Hamas dan cara kerjanya. Apakah Hamas sebuah organisasi Islam murni, sehingga dimatamu disitulah kesalahan mereka, ATAU ada hal-hal lain dalam Hamas yang kau tidak sukai ? Atau kau menganggap Hamas sebuah organisasi baik ? Apa arti Hamas bagi dirimu ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Yah, dimanapun ada orang baik. Khan Tuhan memang menciptakan orang-orang baik.
Saya kenal banyak orang yang mendukung Hamas tapi tidak pernah terlibat dalam serangan teroris, misalnya. Mereka hanya mengikuti Hamas karena cinta Tuhan dan mengira bahwa Hamas mewakili Tuhan. Mereka tidak tahu sama sekali, mereka tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya dan mereka tidak pernah mendalami agama Kristen. Tapi Hamas, sebagai wakil Islam, ini problema besar.
Problemnya bukan Hamas, bukan orangnya. Akar masalahnya adalah Islam itu sendiri sebagai sebuah ide, sebuah ide. Hamas sebagai sebuah organisasi, jelas, termasuk kepemimpinannya dan ayah saya, mereka bertanggung jawab atas semua kekerasan yang terjadi oleh organisasi itu. Saya tahu mereka menganggap diri sebagai reaksi atas agresi Israel, tetapi tetap saja, mereka bagian darinya dan harus mengambil keputusan dalam operasi-operasi melawan Israel, termasuk membunuh banyak orang sipil.
JONATHAN HUNT: Kau percaya bahwa Israel tidak bersalah dalam konflik ini ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Okupasi memang buruk. Tapi kami disini berbicara tentang ide. Israel memiliki HAK untuk membela diri, tidak ada yang bisa membantah ini. Kadang mereka menggunakan terlalu banyak agresi terhadap penduduk. Kadang banyak penduduk tewas karena tentara-tentara Israel yang kurang bertanggung jawab, tentang bagaimana mereka memperlakukan orang di checkpoint-checkpoint.
Pesan saya kepada tentara Israel: setidaknya perlakukan orang dengan cara pantas di checkpoint-checkpoint. Tapi ini bukan masalah antar bangsa, tapi tentang ide-ide salah pada kedua pihak dan satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran setan ini adalah untuk mengenal prinsip-prinsip yang dibawa Yesus ke bumi ini :grace, love, forgiveness. Tanpa ini, mereka tidak akan pernah maju ataupun mematahkan lingkaran tidak berkesudahan ini.
[...]
JONATHAN HUNT: Kau percaya bahwa Israel akan pernah mengadakan perjanjian damai dengan Hamas?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Tidak mungkin. Ini seperti api co-exist dengan air. Tidak mungkin. Hamas bisa main politik selama 10 tahun, 15 tahun; tapi tanya saja setiap pemimpin Hamas, ‘Okay, apa yang akan terjadi setelah itu ? Apakah kalian akan co-exist dengan Israel untuk selama-lamanya ?’ Jawabannya sudah pasti TIDAK … KECUALI mereka melakukan sesuatu yang melanggar Quran. Tapi itu sudah ideologi mereka dan mereka tidak akan beranjak darinya. Jadi, tidak mungkin. Ini bukan soal Israel, bukan soal Hamas: ini menyangkut kedua ideologi. Tidak mungkin.

JONATHAN HUNT: Kau tidak takut dibunuh karena mengutarakan hal-hal
macam ini — y
ang bahkan akan diridhoi oleh beberapa bagian Quran?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Mereka harus membunuh pemikiran-pemikiran saya terlebih dahulu. Tapi pemikiran-pemikiran saya sudah beredar luas. Jadi, bagaimana mereka akan membunuh pemikiran saya ? Bagaimana mereka akan membunuh pendapat-pendapat yang saya miliki ? … Mereka bisa bunuh tubuh saya, tapi tidak jiwa saya.

JONATHAN HUNT: Kau pernah diancam ?
MOSAB HASSAN YOUSEF: No, not really. Jujur saja, banyak muslim dan pemimpin muslim di AS ini, di masyarakat Eropa, mencoba mencari saya. Mereka menelpon keluarga saya, ibu saya untuk mengetahui cara menghubungi saya. Mereka mengatakan kepada ibu saya, ‘Kami ingin membantunya.’
JONATHAN HUNT: Mereka percaya kau butuh bantuan ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Yeah, mereka pikir saya dimanipulasi oleh orang-orang Kristen. Nah, disinilah mereka salah total. Saya sudah menjadi Kristen untuk waktu lama dan tidak seorangpun tahu. Sudah selama beberapa tahun sekarang. Tapi sekarang saya baru mengumumkannya.
Mereka tahu saya berpendidikian dan mendalami Islam & Christianity. Ketika saya mengambil keputusan, ini bukan saya kena jampi-jampi atau mencoba meyakinkan saya. Ini 100% keputusan saya seorang diri.
JONATHAN HUNT: Apa pesanmu bagi para muslim yang mendengarmu saat ini ?

MOSAB HASSAN YOUSEF: Pesan saya adalah, pertama-tama, bukalah pemikiran kalian. Mereka lahir dari keluarga-keluarga muslim — inilah bagaimana mereka masuk Islam … seperti juga keluarga-keluarga Kristen maupun Yahudi.
Jadi, saya ingin mereka membuka mata mereka, pemikiran mereka dan membayangkan diri mereka tidak lahir dalam keluarga Muslim. Untuk apa Tuhan memberikan mereka otak ? Bukalah hati kalian. Baca Injil. Pelajarilah agamamu, Saya ingin membuka pintu gerbang bagi mereka. Saya ingin mereka bebas. Mereka pasti ingin hidup dengan baik di dunia dengan cara mengikuti Tuhan – dan mereka juga akan menemukan jaminan bagi hidup di akhirat.
Tuhan yang benar selalu menunggu anda....merenunglah dan segera buat keputusan....

sumber Sang Timur